Pekanbaru (Outsiders). Identitas lokal destinasi wisata perlu dikedepankan untuk mengangkat keunikan tiap- tiap daerah. Hal tersebut disampaikan Sari Lenggogeni, Direktur Tourism Development Centre Universitas Andalas, pada seminar bertajuk Literasi Pariwisata dan Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Unggulan di Daerah, di hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (08/08/2018).
Menurut Sari Lenggogeni, selama ini sejumlah kawasan wisata cenderung mengimitasi konsep pariwisata populer, baik destinasi lokal maupun internasional. Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan akan menggeser kearifan lokal yang semestinya mampu menjadi primadona.
“Mengenali DNA setiap daerah pariwisata sebagai suatu identitas seharusnya bisa menjadi daya jual tersendiri yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat setempat,” ujar Sari Lenggogeni dalam paparannya pada seminar tersebut.
Terkait sektor pariwisata di Provinsi Riau, Sari mengatakan konsep menjual identitas lokal kepada wisatawan dipandang berhasil, terbukti Riau saat ini menduduki posisi ke 15 dari 19 provinsi bila dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan pintu masuk Wilayah Sumatera.
“Provinsi Riau sangat beruntung karena memiliki dua pintu gerbang terdekat sebagai akses utama bagi wisman untuk masuk ke Indonesia, khususnya Malaysia dan Singapura, Meskipun peningkatan kunjungan wisman di Riau tidak terlalu signifikan, namun perkembangannya terlihat perlahan tapi pasti” imbuh Sari.
Indikasi lain yang dapat dilihat dari perkembangan bisnis pariwisata di Riau adalah meningkatnya pertumbuhan hotel dan pusat perbelanjaan.
Agar peningkatan sektor pariwisata di Riau terus menggeliat, Sari menyarankan agar Kepala Daerah serta Destinantion Managament Organization tetap menjaga keasrian destinasi wisata yang dimiliki. Tidak hanya memuji peningkatan sektor pariwisata Riau, Sari pun mengkritisi beberapa hal terkait sektor pariwisata tidak hanya Riau tetapi Indonesia secara keseluruhan. Menurut beliau, pentingnya perhatian lebih dari Kepala Daerah dan DMO (Destination Management Organization) dalam mengelola destinasi pariwisata di setiap daerah agar keasrian dan kebersihan terus terjaga.
“Ada empat strategi dalam pengembangan destinasi pariwisata yang perlu diterapan dan terkonrol dengan baik, yaitu penentuan keunikan dari setiap daerah pariwisata, pengembangan produk berorientasi pengalaman, peningkatan kualitas SDM, dan penentuan pemasaran secara terencana, Demikian disampaikan Doktor lulusan Australia ini dalam rangkuman akhir pembicaraannya.
Reporter : Akhdi Deha Bebdi