Jakarta (Outsiders) – Kenikmatan kuliner Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Jenis kulinernya pun beragam. Kekayaan kuliner Indonesia tercermin dalam babak final Lomba Masak Ikan Nusantara (LMIN) 2018, Selasa (14/8). Lokasinya di Bandar Djakarta Ancol, Jakarta Utara.
Event ini adalah inisiatif Kantor Staf Kepresidenan. Sebelum memasuki final, event ini telah digelar diberbagai daerah. Yaitu Kota Bitung, Kota Ambon, Kota Mataram, Kabupaten Lamongan, Kota Pontianak, dan Kota Bandar Lampung.
“LMIN 2018 merupakan salah satu program untuk memeriahkan Perayaan 73 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan tujuan mencari juru masak terbaik dari seluruh Indonesia yang dapat mengolah hidangan berbahan utama ikan dengan kekhasan daerah masing-masing. Sehingga memperkaya khasanah kuliner Indonesia,” kata Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani dalam keterangan tertulisnya.
Seperti tahun lalu, pemenang akan memasak resep andalan dan menghidangkannya kepada Presiden RI Joko Widodo. Momennya menjelang Perayaan HUT RI di Istana Negara, Jakarta.
Setelah melalui babak penyisihan di berbagai kota di Indonesia, terpilih 10 finalis. Mereka adalah Agsyela Siahaya asal Kota Ambon dengan Jus Tunaga Ambur, Ali Muchsin asal Kabupaten Lamongan dengan Sup Labu Bibir Ikan, Baiq Anita Damayanti asal Kota Mataram dengan Empaq Segare Ragi Plecingan, Dede Rizal Pratama asal Kota Bandar Lampung dengan Gulai Taboh Tempoyak Ikan Nila, serta Mulia Santi asal Kota Bandar Lampung dengan Singkong Saus Udang.
Tidak ketinggalan Nursila asal Kota Pontianak dengan Puding Jeker
dan Cendol Ikan dengan Kuah Durian, Putri Ayu Martha Tilaar asal Kota Mataram dengan Sate Tanjung, Refny Grace asal Kota Bitung dengan Udang Tok Tok, Sintje Toumahouw asal Kota Ambon dengan Ikan Bakar Colo Colo Pala Ambon, dan Wolter Mamuli asal Kota Bitung dengan Tuna Gulung Isi Sayur Saos Woku Blanga.
“Sebagaimana kita ketahui, kegiatan Lomba Masak Ikan Nusantara ini adalah hasil kerja bersama dan dukungan berbagai pihak dari komunitas, pemerintah pusat dan daerah, serta swasta. Presiden sudah menantikan hasil kreasi masakan ikan dari masyarakat untuk beliau cicipi nantinya,” ungkap Pramodhawardani.
Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata, Wawan Gunawan, menilai kegiatan ini sangat positif.
“Salah satu yang dicari wisatawan jika datang ke sebuah destinasi atau ke sebuah daerah adalah kuliner. Dari situ, bisa terlihat betapa strategis kuliner untuk mengikat wisatawan. Apalagi sejumlah kuliner Indonesia sudah sangat mendunia. Dan lewat LMIN ini, kekayaan kuliner Indonesia akan diperlihatkan,” paparnya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, LMIN 2018 semakin mempertegas kekayaan kuliner Indonesia. Pitana mengatakan kuliner merupakan salah satu aspek penting dalam pariwisata. Selain itu kuliner menjadi salah satu pilar penting untuk peningkatan ekonomi rakyat.
“Oleh karena itu LMIN 2018 menjadi sangat penting. Pasalnya kuliner menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pariwisata. Dengan LMIN 2018 diharapkan kuliner Indonesia makin mendunia,” ujar Pitana.
Sedangkan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Destinasi Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata Vita Datau, menilai event sangat bagus untuk mempertegas kekayaan kuliner Indonesia.
“Kuliner Indonesia sangat kaya dan beragam. Beberapa bahkan sudah diakui dunia sebagai kuliner terlezat, seperti rendang. Lewat event ini, Indonesia juga bisa mengangkat potensi kuliner lain di berbagai daerah. Dan ini sangat bagus. Karena dari event inilah kita bisa melihat langsung kekuatan kuliner Indonesia yang memang lezat dan kaya rasa,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sumringah dengan dilaksanakannya LMIN 2018. Menpar yakin LMIN 2018 akan semakin mengangkat kuliner Indonesia. Terlebih kuliner juga merupakan salah satu kekayaan adat dan budaya Indonesia. Selain itu kuliner merupakan magnet lain dari pariwisata Indonesia.
“Soal kuliner, Indonesia sudah pasti juaranya. Kekayaan kuliner kita sudah banyak diakui dunia. Apalagi kuliber dengan olahan ikan. Ini semakin mempertegas kekayaan bahari kita,” ujar Menpar Arief Yahya.
Lebih lanjut Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, masa depan industri kuliner sangat bagus. Bahkan, kata dia, diplomasi sosial ekonomi terbaik melalui kuliner.
“Sudah saya simpulkan, diplomasi sosial ekonomi terbaik itu melalui kuliner. Sebenarnya lebih tidak terasa melalui kuliner. Musik dan film itu juga mempengaruhi, tapi itu lebih terasa. Kalau kuliner tidak terasa. Pesan yang disampaikan melalui kuliner itu cair dengan budaya yang ada di kuliner tersebut,” ujar Menpar Arief Yahya.
Ia melanjutkan, kuliner sendiri memiliki ukuran yang lebih besar. Ketika merasakan kuliner satu bangsa, maka tidak menutup kemungkinan turis pun akan mengunjungi destinasi asal kuliner tersebut.
“Tahun 2017, pendapatan dari kuliner sekitar 30 persen atau sekitar Rp 60 triliun dari total pendapatan pariwisata sekitar Rp 200 triliun,” kata Menteri asal Banyuwangi tersebut.