Lantik PWI Rohul, Zulmansyah Sampaikan Tiga Pesan

Pasir Pengarian (Outsiders) – Ketua PWI Riau H Zulmansyah menyebutkan saat ini ada tiga organisasi wartawan konstituen Dewan Pers di Riau, yakni PWI, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). “Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia. Termasuk terbesar di Provinsi Riau dengan anggota sebanyak 1.029 wartawan,” kata Zulmansyah.

Itu dikatakan Zulmansyah Sekedang ketika melantik Engki Prima Putra sebagai Ketua PWI Rohul 2018-2021 beserta pengurus lainnya di Hotel Sapadia, Senin (26/11/2018). Hadir dalam pelantikan itu Bupati Rohul H Sukiman, Kapolres AKBP Hasyim, Kajari Freddy dan tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, parpol dan mahasiswa.

Selain ketiga organisasi wartawan tersebut, juga ada 37 organisasi wartawan lain yang saat ini tengah berjuang untuk diakui sebagai konstituen dewan pers.

“Jadi kalau bapak dan ibu menemukan organisasi wartawan selain PWI, AJI dan IJTI, mereka juga organisasi wartawan. Namun mereka sedang berjuang untuk diakui. Ibarat universitas, kira-kira PWI itu sudah terakreditasi di Dewan Pers. Sedangkan yang lain masih sedang berjuang. Meski demikian, tetap mereka teman-teman wartawan, sama dengan PWI,” ujar Ketua PWI Riau.

Karena menjadi pengurus organisasi wartawan terbesar di daerah, Zulmansyah menyampaikan tiga pesan dan amanah kepada pengurus PWI Rohul.

“Pertama agar kawan-kawan pengurus  membina semua teman-teman wartawan yang ada di Rokan Hulu agar taat dengan Undang-undang Pers dan patuh dengan Kode Etik Jurnalistik. Jadi kalau kawan-kawan yang sudah dilantik menjadi pengurus, tanggung jawabnya lebih besar. Jangan sampai ada kawan-kawan yang melanggar UU Pers. Jangan sampai ada kawan-kawan yang tidak taat dengan Kode Etik Jurnalistik. Dan masalah kita saat ini adalah, banyak sekali wartawan sekarang ini perangainya seperti ‘preman’,” beber Zulmansyah.

Kenapa seperti ‘Preman’? Kalau dia salah, dia tidak mau disalahkan. Padahal wartawan ini bukan malaikat, dalam membuat berita juga kadang ada salah.

“Kalau diingatkan, justru dia marah. Dia tantang pula narasumber itu untuk kelahi. Ada kejadiannya di Riau. Jadi ada wartawan bikin berita keliru, lalu diluruskan “Maaf ya beritanya keliru” seperti itu, malah marah  wartawannya. Kalau keliru mau apa? Mau berantam, katanya. Ada juga wartawan yg mengancam narasumber. Itu yang seperti preman. Padahal ada UU Pers dan KEJ yang mengatur,” kata Zulmansyah.

Amanah yang kedua, sebut Zulmansyah, dirinya sempat berbicara dengan Ketua DPRD Rokan Hulu. Tahun 2019 akan datang katanya, teman-teman PWI Rokan Hulu mendapat support dari APBD Kabupaten Rokan Hulu.

“Untuk itu, kita terima kasih kepada Pemerintah Daerah Rokan Hulu khususnya Bapak Bupati H Sukiman dan Ketua DPRD Rokan Hulu yang sudah mengakomodir aspirasi teman-teman PWI Rokan Hulu, sehingga ada anggaran untuk membantu biaya operasional. Kalau pemerintah daerah memberi perhatian kepada kita, tentu kita memberi perhatian yang lebih kepada pemerintah daerah,” sebut Zulmansyah.

Menurut Zulmansyah, tugas wartawan  itu mulia. Wartawan inilah yang menyajikan informasi ke masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tahu dan paham tentang program-program yang baik dari pemerintah.

“Maka dari itu sekali lagi imbauan dari saya, kalau pemerintah daerah sudah memberikan kontribusi untuk kemajuan PWI, mestinya PWI dengan wartawannya yang berhimpun didalamnya juga memberikan perhatian kepada pemerintah daerah. Perhatian itu bukan memuji-muji, koreksi juga boleh. Misal, kalau ada program pembangunan yang melenceng, dikoreksi, jangan “dibantai”,” kata Zulmansyah mengingatkan.

Dan terakhir, kata Zulmansyah, sekarang ini PWI Zaman Now banyak programnya. Salah satunya programnya adalah sosialisasi dan edukasi anti hoax yang sekarang sedang gencar dilakukan.

“Beberapa waktu lalu kita dengan Kapolda sudah mendeklarasikan program anti-hoax ini di Pekanbaru. Pada ada 22 November 2018 lalu PWI dengan Kapolres Siak juga mendeklarasikan Program anti-hoax dan hatch speech. Jadi itu program kita bersama-sama mitra yang ada di daerah. Dan saya ingin teman-teman PWI di Rokan Hulu juga melakukan hal yang sama,” ajak Zulmansyah.

Menjelang pemilu 2019, sebut Zulmansyah, hoax ini sangat marak. Kadang-kadang informasi yang disajikan itu bisa menimbulkan permusuhan dan perpecahan di tengah masyarakat.

“Karena itu, saya menghimbau teman-teman PWI di Rokan Hulu bersama-sama kepolisian untuk mensosialisasikan dan mengedukasi program anti hoax. Sedangkan soal adanya program kompetensi wartawan, itu yang membedakan kami dengan wartawan yang lain. Jadi wartawan PWI itu yang membedakan dengan wartawan yang lain adalah karena kami kompeten. Kalau kami ditanya apa anda seorang wartawan? Iya, kami seorang wartawan. Apa buktinya? Kami punya kartu kompetensi wartawan,” papar Zulmansyah.

Sekarang sebut Zulmansyah, sopir angkot tidak bisa lagi tiba-tiba mengaku-ngaku sebagai wartawan. Karena sekarang dia harus bisa menunjukkan kartu kompetensi. Lalu bagaimana cara mendapatkannya? Cara mendapatkannya yakni melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

“Nah sekarang kita akan menyelenggarakan UKW di Kota Dumai pada 14 dan 15 Desember 2018. Mudah-mudahan teman-teman anggota PWI Rokan Hulu bisa ikut,” kata Zulmansyah.(*)

Ramadhan Kareem

Pos terkait