Jakarta (Outsiders)- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta bersama Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu gencar melakukan sosialisasi penyu di Pulau Pari, Kepulauan Seribu terkait penemuan penyu mati pada Selasa (27/11) lalu.
“Ya, dalam waktu dekat (akan berkoordinasi dengan Sudin LH Kepulauan Seribu). Ada kegiatan patroli perairan jadi itu kesempatan kami melakukan sosialisasi disana,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA DKI Jakarta, Ida Harwati di Jakarta, Rabu.
Sosialisasi digiatkan untuk mencari info dan menguak fakta penyu mati yang dilaporkan warga Pulau Pari.
BKSDA DKI tak menampik sampah-sampah di sekitar Pulau Pari merupakan kiriman karena terbawa air laut dan juga dari teluk Jakarta yang memiliki 13 muara yang berasal dari sungai di Jakarta, Bekasi dan Tangerang, dimana sebagian besar sampah berasal dari darat.
Ida mengaku kurang tahu jumlah populasi penyu sisik karena jumlahnya begitu banyak dan proses pendataan cenderung sulit.
Sasaran utama sosialisasi adalah Pulau Pari dan Pulau Tidung yang merupakan wilayah kerja Konservasi Wilayah III BKSDA DKI selain Taman Nasional.
“Harapan kami ke masyarakat, mengingat penyu itu termasuk satwa yang dilindungi jadi bila ada penyu mati atau yang memelihara penyu secara ilegal agar melaporkan ke kami untuk ditangani,” kata Ida.
Masyarakat dapat menghubungi BKSDA DKI ke nomor call center di 081289643727 untuk laporan perdagangan tumbuhan dan satwa liar, konflik satwa liar, dan perburuan satwa dilindungi.
Sebelumnya, warga Pulau Pari melaporkan tiga penyu mati akibat memakan sampah dan minyak mentah di sekitar perairan pulau.
Sudin LH Kepulauan Seribu segera membersihkan sampah yang mencapai puluhan ton tersebut serta membawa sampel air untuk diteliti kandungannya.
Sumber : ANTARA