Ranai (Outsiders) – Demo masyarakat di Kantor DPRD Natuna sore ini, Sabtu (01/02/2020), terkait dijadikannya Natuna sebagai tempat observasi WNI yang dipulangkan dari Cina, akhirnya ditanggapi Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto, yang juga didampingi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan ke 1 (Pangkogabwilhan I), Laksmana Madya Yudo Margono dan serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
“WNI dari Wuhan yang akan ditempatkan di Natuna untuk menjalani proses observasi selama 14 hari adalah saudara kita juga dan mereka dalam keadaan sehat semua, kita hanya menjalankan prosedur kesehatan internasional saja,” demikian dikatan Terawan di hadapan ratusan masyarakat Natuna, Sabtu sore (01/02/2020), di halaman kantor DPRD Natuna.
Mendengar jawaban tersebut, masyarakat semakin bergumuruh meneriakkan kata “tolak, tolak, tolak” sebagai ungkapan tidak setuju bila Natuna dijadikan lokasi karantina 250 WNI Wuhan, bukan 234 seperti diberitakan sebelumnya.
Mewakili suara masyarakat Natuna, Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar, menyebutkan dua opsi kepada rombongan menteri, pertama menolak WNI Wuhan masuk Natuna atau evakuasi di atas kapal KRI milik TNI Angkatan Laut. “Inilah permintaan masyarakat kami, Pak Menteri,” ujarnya.
Karena situasi semakin memanas, akhirnya rombongan menteri masuk ke ruang Ketua DPRD untuk melakukan rapat internal. Dalam ruangan tersebut, Ketua DPRD Natuna Andes dan Ketua Komisi I Wan Arismunandar tetap menyatakan penolakan terhadap rencana observasi WNI Wuhan di Natuna.
Menanggapi permintaan tersebut, Menteri Kesehatan mengatakan belum dapat memberi jawaban karena perlu melakukan rapat internal terlebih dahulu.
Sementara itu, cerita yang berkembang di masyarakat Natuna, salah satu dari WNI Wuhan diisukan sudah terinfeksi Coronavirus. “Bisa jadi karena alasan tersebut makanya Pemerintah menetapkan Natuna jadi lokasi karantina, sehingga bila mewabah yang terkena hanya masyarakat Natuna saja. Bila memang benar demikian, berarti kami sepertinya sengaja dikorbankan. Persoalan Nelayan Cina saja belum jelas penyelesaiannya, sekarang kami malah mau dijadikan umpan,” demikian komentar salah seorang pengunjukrasa yang tak mau disebutkan namanya disela- sela waktu menunggu jawaban Menteri Kesehatan yang tengah berdiskusi bersama wakil masyarakat di ruang Ketua DPRD Natuna.
Hingga berita ini diturunkan, masyarakat masih bertahan di halaman Kantor DPRD Natuna. “Kami tidak pulang sebelum ada jawaban pasti,” kata mereka.
.
Pewarta : Rosyita Hasan