Galo-galo, primadona baru Bukit Tigapuluh

Fifin menjelaskan saat mengajak rombongan PWI melihat langsung salah satu tempat atau disebut topping terbuat dari kayu atau triplex berbentuk kotak berukuran 30 x 40 dengan tinggi berkisar 5 hingga 10 cm yang dihuni satu ekor lebah ratu, puluhan lebah jantan ribuan lebah pekerja.

Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang dan Dewan Penasehat PWI Riau, Helmi Burman mencoba madu kelulut Taman Nasional Bukit Tigapuluh

“Potensi sangat bagus, apalagi respon pasar sangat tinggi. Kandungan Propolis menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memilih madu Kelulut dari TNBT, apalagi saya dapat laporan dari penyuluh, ada yang menghargai satu kilogram Madu Kelulut TNBT hingga satu juta rupiah. Secara ekonomi mereka akan terangkat dan kelestarian hutanpun terjaga, ” ujar Fifin.

Bacaan Lainnya

Secara geografis kawasan TNBT terletak pada koordinat 0040’ – 1025’ LS dan 102010’ – 102050’ BT. Sedangkan secara administrasi pemerintahan terletak pada 2 wilayah Provinsi yaitu Jambi dan Riau. Di Provinsi Jambi terletak di Kabupaten Tebo (24.518 Ha) dan kabupaten Tanjung Jabung Barat (11.520 Ha). Sedangkan di Provinsi Riau terletak di Kabupaten Indragiri Hulu (88.608 Ha) dan kabupaten Indragiri Hilir (19.577 Ha).

Merupakan daerah perbukitan yang terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke Selatan Pulau Sumatera. Ketinggian berkisar 60 – 843 mdpl.

Taman Nasional Bukit Tigapuluh terbentang  luas 144.223 Ha dengan kawasan hutan 134.306,74 Ha kaya akan keanekaragaman hayati, flora dan fauna hingga sisa seluas 9.916,26 Ha merupakan open area yang terdiri dari semak belukar, pertanian lahan kering, karet tua dan pemukiman tradisional dari tiga suku pedalaman, yakni Talang Mamak, Melayu Tua dan Suku Kubu.

Pos terkait