Jakarta (Outsiders) – Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan tekad Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk dapat menyelesaikan proyek migas di tahun 2021 yang ditargetkan sebanyak 12 proyek. Bahkan, proyek-proyek tersebut berhasil dipercepat penyelesaiannya.
Sampai Kuartal III – 2021, sebanyak 12 proyek migas berhasil onstream sehingga per kuartal ini 100% target 2021 sudah direalisasikan. Proyek tersebut memberikan tambahan produksi migas nasional sebesar 14.486 barel minyak per hari (BOPD) dan 489 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas, dengan total investasi sebesar US$ 1,5 miliar atau setara Rp. 21,75 triliun.
Dua belas proyek yang sudah onstream adalah Lematang Compression Medco E&P Lematang, WB NAG Compression PetroChina Jabung Ltd., Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, Merakes Eni East Sepinggan, North Area Jindi South Jambi Block B, EPF Belato2 Seleraya Merangin Dua, SP akasia Bagus Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, Upgrade Bangadua Pertamina EP, Sidayu Saka Indonesia Pangkah Ltd., West Pangkah Saka Indonesia Pangkah Ltd., dan EOR Jirak Pertamina EP.
Keberhasilan melakukan percepatan penyelesaian proyek, memberikan prognosa baru jumlah proyek yang diperkirakan dapat onstream di tahun 2021 menjadi 15 proyek.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, SKK Migas sedang melakukan koordinasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sehingga akan ada tambahan tiga proyek yang ditargetkan bisa onstream di tahun 2021.
“Setelah melakukan koordinasi dan perhitungan sampai akhir tahun 2021, diperkirakan akan ada tambahan 3 proyek yang onstream, yaitu SP Bambu Besar (Asso) Pertamina EP yang diperkirakan memberikan tambahan produksi gas sebesar 7 MMSCFD, proyek Bukit Tua Phase 3 Petronas Carigali Ketapang II Ltd. dengan potensi tambahan produksi 14.000 BOPD dan 30 MMSCFD gas, kemudian salah satu Proyek Strategis Nasional hulu migas yaitu Jambaran Tiung Biru Pertamina EP Cepu dengan potensi produksi gas 330 MMSCFD”, kata Julius pada Jumat (29/10/2021) di Jakarta.
Julius menambahkan jika ketiga proyek tersebut berhasil onstream, maka akan ada tambahan produksi minyak sebesar 14.000 BOPD dan gas 367 MMSCFD. Sehingga secara keseluruhan jika kelima belas proyek bisa onstream di tahun 2021, tambahan produksi minyak akan mencapai 28.486 BOPD dan gas sebesar 856 MMSCFD.
“Tentu saja total investasi di proyek hulu migas akan sangat besar jika kelima belas proyek bisa onstream, angka investasi akan melompat menjadi US$ 2,92 miliar atau setara Rp 42,34 triliun yang mampu menggerakkan industri nasional, para pengusaha daerah, masyarakat sekitar dan penyerapan tenaga kerja”, kata Julius.
Lebih lanjut Julius menyampaikan bahwa percepatan penyelesaian proyek hulu migas, tidak terlepas dari dampak kenaikan harga minyak dunia yang tinggi dimana hari-hari ini berada di angka sekitar US$ 80 per barel. “Harga minyak dunia yang terus meningkat disepanjang tahun 2021 mendorong KKKS untuk mempercepat penyelesaian proyek hulu migas, sehingga pada Kuartal III sudah tercapai target 100%. Kinerja penyelesaian proyek hulu migas akan memberikan dampak positif bagi akselerasi realisasi investasi hulu migas hingga akhir tahun 2021”, ujarnya.
“Oleh karena itu, kami optimis posisi entry level produksi migas diawal tahun 2022 akan berada di level yang optimal, sehingga menjadi modal yang bagus bagi SKK Migas dan KKKS untuk memenuhi target lifting di APBN 2022. Kami juga berharap momentum ini dapat kami jaga dengan melakukan program kerja yang masif, agresif dan efisien di tahun 2022 dan seterusnya, sebagai salah satu upaya untuk mengejar gap yang muncul akibat wabah Covid-19 berdampak pada turunnya produksi migas nasional. Kami berharap 2022 adalah momentum untuk turn around agar target 2030 tetap dapat direalisasikan”, tutup Julius.(rls)