Padang Panjang (Ousiders) – Pertemuan Penyair Asia Tenggara II (PPAT II) digelar dengan sejumlah rangkaian acara dari 30 November 2022 hingga 3 Desember 2022, berlangsung meriah dan sukses.
Tidak kurang 100 peserta untusan negara- negara Asia Tenggara berbaur bersama peserta dari beberapa daerah di Indonesia turut ambil bagian mengisi berbagai kegiatan helat akbar PPAT II, diantaranya diskusi dan pembacaan puisi, rangkaian acara budaya dan juga literasi bagi para pelajar di Kota Padang Panjang.
Wali Kota Padang Panjang, H. Fadly Amran, mengatakan melalui kegiatan bertaraf internasional ini, sangat berdampak pada warganya.Tamu yang kurang lebih 100 penyair dari berbagai negara ini tinggal di rumah-rumah masyarakat di Desa Wisata Kubu Gadang. Desa indah yang memang telah dipersiapkan untuk menerima para tamu yang ingin melihat Padang Panjang dari sisi yang berbeda.
Alam perkampungan yang asri dengan bentangan sawah, perbukitan, dan pemandangan Gunung Merapi bila tidak sedang tertutup kabut. Desa ini memiliki arena pertunjukkan seni, kelompok kesenian tradisional, rumah-rumah penduduk yang kemudian menjadi Home Stay yang memenuhi standar. Tidak hanya untuk penginapan, pemenuhan kosumsi tamu pun melibatkan masyarakat Kubu Gadang. Rangkaian acara ini juga ikut menyemarakkan Hari Jadi Kota Padang Panjang ke -232 pada 1 Desember 2022.

Temu Penyair Asia Tenggara (TPAT) 2022 adalah yang kedua kalinya digelar di Kota Padang Panjang, sejak pertama kali tahun 2018 lalu. Bersamaan dengan digelarnya Temu Penyair Asia Tenggara, juga dilaksanakan Padang Panjang Art Festival. Kegiatan tersebut diikuti para seniman lukis terbaik. Sehingga masyarakat umum bisa melukis secara langsung bersama dengan pelukis-pelukis profesional. Pada malam puncaknya, di gelar parade tari dan pembacaan puisi nonstop selama tiga jam di arena Medan Bapaneh Museum Bustanul Arifin, PDIKM Padang Panjang. Meski diguyur rinai hujan yang menderas, para penari dengan totalitas sempurna menyuguhkan pertunjukkan yang eksotik kepada para penonton.
Demikian pula para pembaca puisi yang tampil berselang seling dengan tari, begitu memukau yang hadir. Selain tamu undangan yang tidak beranjak, Walikota Padang Panjangpun menyaksikan dari awal hingga akhir pertunjukkan spektakuler tersebut. Di akhir acara, walikota memberikan rangkaian karangan bunga sebagai apresiasi pada para seniman yang tampil pada malam itu, dan memilih memberikannya pada seorang seniman lukis profesional yang telah melukis secara live selama tiga jam nonstop, dengan hasil karya yang luar biasa.

Pada TPAT II ini dilaksanakan peluncuran buku puisi karya penyair Asia Tenggara dengan judul “Kabuy, Hujan, dan Segala yang Dikenang pembacaan puisi di situs-situs sejarah/budaya di Padang Panjang, malam kesenian rakyat, dan City Tour.
Kota Padang Panjang sukses menggelar Temu Penyair Asia Tenggara (TPAT II ) 2022 ini meski dengan segala keterbatasan yang mungkin tidak bisa dihindari, baik itu faktor human maupun alam dengan segala cuacanya. Walikota Padang Panjang berharap, menjadikan kota ini sebagai Kota Literasi, Kota Pendidikan, Kota Budaya, dan Rumah bagi penyair dunia. Walikota muda dan energik ini terlihat sangat mendukung setiap kegiatan masyarakatnya yang memang berdampak baik bagi kota terkecil keempat di Indonesia ini.
“Apa yang kita punya di Padang Panjang, maka itulah yang kita kembangkan. Meski hanya kota kecil dengan enam puluh ribu penduduk saja, tetapi kota ini sudah menjadi pusat pendidikkan sejak lamanya. Selain itu, kota kecil ini juga memiliki perguruan tinggi seni (Akademi Seni Karawitan (ASKI) Padang Panjang, yang kini telah menjadi) Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Perguruan Tawalib yang merupakan pusat pendidikkan agama yang sudah terkenal sejak lama baik di dalam maupun luar negara. Alam yang indah dan penduduknya yang rukun dan ramah, adalah potensi lain Padang Panjang. Hanya itu yang kita punya, dan itulah yang kita kembangkan”, ujar walikota Fadly Amran bergelar Datuak Paduko Malano.
Sedangkan Ketua Panitia PPAT II Padang Panjang, Ubai Dillah Al Anshori, M.Sn. menyampaikan kegiatan ini memilih tema “Tokoh dan Sejarah Kota Padang Panjang”. Seratus penyair peserta PPAT II yang datang ke Padang Panjang setelah puisinya lolos kurasi dari 500 lebih yang mengirimkan karya ke panitia, dengan kurator Iyut Fitra, Adri Sandra, dan Sulaiman Juned.
TTPAT II 2022 juga menyertakan 15 orang peninjau. Hal ini dilakukan untuk memberikan pandangan, pemahaman, dan event ini dapat tercatatkan melalui teks yang berbeda, yaitu artikel, esai dan berita.
TTPAT II juga diisi diskusi isu sastra Asia Tenggara dengan pemateri Zefri Arif (Brunei Darussalam), Phaosan Jehwae (Thailand), Abe Bareto Soares (Timor Leste), Nik Mansoor Nik Halim (Vietnam), Raudal Tanjung Banua (Indonesia), dan moderator Heru Joni Putra.
Kesuksesan dan kemeriahan acara didukung penampilan monolog Chairil Anwar oleh Lingga Finolia, tari kreasi Tari Bagurau dan Tari Piring Suluah, Mini Orkestra,Darak Badarak, Silek Lanyah dan Rohmantik Performance Irman Syah yang tampil sangat memukau.

Seluruh rangkaian kegiatan PPAT II secara resmi ditutup 3 Desember 2022. Kesuksesan pelaksanaan acara diharapkan dapat menjadi kesan tersendiri bagi para penyair yang meninggalkan kota Padang Panjang dengan segala hal mengenai kota kecil yang senantiasa berselimut kabut itu di ruang hati dan kepala masing-masing. Tahniah, PPAT II Padang Panjang. (ccn)