Namanya Tarman, pria (60) menawarkan dagangan buah yg terakhir. ” Terakhir Bu, salak Sabang manis,” ujarnya saat aku duduk di ruang ekonomi Roro Balohan dari Sabang menuju Banda Aceh dengan waktu tempuh 1. 5 jam.
Sambil ngobrol, ia pun berkisah bahwa ia mengikuti abangĀ yang sudah lebih dulu tinggal di Sabang, pulau indah di negeri Serambi Mekkah, Nangroe Aceh Darussalam sambil membawa bibit Salak Pondoh.
Pak Tarman datang tahun 1980, pria asal Nganjuk, Jawa tengah ini akhirnya menemukan pujaan hati gadis Sabang, menikah dan memiliki tiga buah hati.
Memiliki kebun Salak lebih kurang 1/2 ha, hasil penuh berkah ia mampu menyelesaikantiga anak ditingkat perguruan tinggi.
Sekarang pak Tarman dan istri insya Allah tengah menunggu keberangkatan haji, 5 bulan lagi di tahun 2023. (RH)