Sambas (Kalbar) – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) yang dikelola Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), turut memfasilitasi perluasan produk usaha atau diversifikasi, bagi para pelaku perajin industri kreatif yang berada di 5 desa pada Kecamatan Sajingan di perbatasan negara.
Para perajin menerima sejumlah pengetahuan baru dari ketrampilan menganyam daun pandan atau ‘pandan seke’ pada 21-22 Juni 2023 di Aula Lantai 1 Wisma Indonesia, Zona Penunjang PLBN Aruk. Warga dari 5 desa penerima manfaat di Kecamatan Sajingan Besar tersebut di antaranya; Desa Kaliao, Desa Sebunga, Desa Senatap, Desa Sentaban dan Desa Sungai Bening.
Acara ini diselengarakan atas inisiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM yang berkolaborasi dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sambas.
Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara, BNPP, Robert Simbolon menjelaskan bahwa, konsep pembangunan PLBN di perbatasan negara selain untuk fungsi pertahanan keamanan dan penegakan kedaulatan wilayah juga untuk sejahterakan masyarakat, terutama masyarakat daerah perbatasan dan wilayah penyangga.
“Keberadaan PLBN diharapkan dapat menciptakan kondisi strategis dan menjadi pusat pintu gerbang perbatasan di bidang perdagangan seperti ekspor dan impor antara kedua negara,” jelas Robert yang juga menjabat Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris BNPP saat ini.
Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Provinsi Kalbar, Yohanes Rudy berharap, melalui kegiatan ini dapat menghasilkan wirausaha baru yang mampu menggerakkan masyarakat sekitar dan anak-anak muda untuk mencintai produk dalam negeri.
Pemanfaaatan bahan baku kerajinan dapat menggali potensi sumber daya alam yang sebagian besar sudah tersedia di wilayah Kecamatan Sajingan.
“Harapannya timbul wirausaha baru dari peserta minimal 5 sampai 10 orang yang dapat menjadi mentor bagi warga sekitar terutama pemuda dalam gerakan bangga buatan Indonesia. Ke depannya kami anak terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan PLBN Aruk untuk kegiatan pelatihan selanjutnya dengan komoditi yang berbeda” jelas Rudy dalam kata sambutan pembukaan acara tersebut.
Rudy juga mengutarakan, pada pelatihan ini para peserta bisa mengaplikasikan keterampilan mengenai produk turunan dari pandan yang bervariatif. Produk tersebut seperti tempat tisu, dompet, tas dan box. Selain itu di dalam pelatihan ini, terdapat sesi di mana peserta langsung diajarkan teknik pembuatan pola, teknik pengeleman, dan teknik menjahit sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas.
Narasumber yang dihadirkan pada kegiatan pelatihan ini merupakan seorang Pendiri “Kecak Craft Sambas” bernama Firman. Kecak Craft Sambas telah sukses memproduksi dan memasarkan produk hingga ke luar negeri berupa olahan dari rotan, bambu, pandan dan tenun Sambas.
Sementara itu, Plt. Administrator PLBN Aruk, Wendelinus Fanu mengharapkan, setelah kegiatan ini masyarakat dapat memanfaatkan PLBN Aruk sebagai jembatan yang dapat menghubungkan dengan pasar yang ada di luar negeri melalui kegiatan ekspor.
“Kita berharap agar masyarakat Sambas bisa memanfaatkan PLBN Aruk sebagai jembatan yang bisa menghubungkan dengan pasar yang ada di Serawak, di samping memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah khususnya di wilayah perbatasan” ungkapnya.
Salah seorang perajin, Juniarti sangat antusias mengikuti pelatihan yang diberikan. Menurutnya, dengan pelatihan ini dapat menambah keterampilan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini bisa meningkatkan perekonomian keluarga.
Ia juga berharap, bahwa kelanjutan dari pelatihan ini agar pemerintah daerah dapat mewadahi dan memfasilitasi masyarakat dalam menjual dan memasarkan produk hasil olahan anyaman pandan seke.
“Harapannya untuk setelah kegiatan ini pemerintah menyediakan wadah untuk kami berjualan dan membantu memasarkan produk anyaman yang kami hasilkan,” tutup Juniarti. (HH/**)