Pemimpin Redaksi Jurnal Terindeks Scopus Berbagi Pengalaman di Bali

Wakil Dekan Fisip Universitas Udayana, Dr. I Made Anom Wiranata disampingi Ketua Umum APJIKI, Prof. Dr. Rajab Ritonga, dan Ketua Panitia, Dr. Ratri Lintang Rahmiaji, memukul gong tanda dimulainya The First Communication Sciences International Conference for APJIKI Membes di Auditorium Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar

Denpasar (Outsiders)  – Pemimpin redaksi Jurnal Komunikasi Malaysia, sebuah jurnal internasional terindek Scopus Q-3, Prof. Dr. Normah Mustaffa dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) berbagi pengalaman dengan para pengelola jurnal ilmu komunikasi Indonesia dalam The First Communication Sciences International Conference for APJIKI Members (CSICA) di Denpasar, Bali, 23-24 November 2023.

Prof. Normah pada konferensi yang diadakan oleh Asosiasi Penerbit Jurnal Ilmu Komunikasi Indonesia (APJIKI) itu membahas berbagai aspek pengelolaan artikel untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. “Kita perlu memberi perhatian ekstra kepada hal-hal terbaru seperti penggunaan artificial intelligence dan ChatGPT dalam praktik-praktik pengelolaan jurnal,” kata Prof. Normah.

Bacaan Lainnya

Artificial intelligence dan ChatGPT ada kecenderungan mulai digunakan oleh penulis artikel untuk menghasilkan karya ilmiah, padahal ada persoalan etika di sana mengingat tulisan yang dihasilkan menjadi bukan sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran si penulis.

Selain Prof Normah juga tampil Pemimpin Redaksi Asian Network Journal for Public Relation (ANPOR) dari St. Paul University, Filipina Prof. Dr. Jantima Kheokao yang menyandang predikat jurnal internasional terindeks Scopus Q-2. Sedangkan pembicara dari Indonesia adalah Dr. Prahastiwi Utari, Editor Jurnal Impresi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Dalam konferensi tersebut dibahas 99 hasil penelitian terbaru yang dihasilkan para pengelola jurnal ilmu komunikasi. “Hasil penelitiannya sangat beragam mulai dari penggunaan artificial intelligence di media massa, penggunaan ChatGPT di dunia akademik hingga etika komunikasi politik di tahun politik,” kata Ketua Umum APJIKI, Prof. Dr. Rajab Ritonga usai mendampingi Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Dr. I Made Anom Wiranata membuka acara tersebut di Auditorium Pasca Sarjana Unud.
Acara pembukaan konferensi internasional itu berlangsung meriah dengan hadirnya tari tarian Bali dan peragaan busana karya Nina Nugroho Collection yang menampilkan berbagai busana pekerja wanita karir.

Menghindari Konflik Kepentingan

Menurut Prof. Ritonga, konferensi internasional di Bali tersebut diadakan karena adanya kewajiban bagi para pengelola jurnal sebagai dosen ilmu komunikasi melakukan penelitian, namun hasil penelitiannya tidak bisa diterbitkan di jurnal yang dikelola sendiri. “Ada conflict of interest bila diterbitkan di jurnal sendiri,” kata Prof. Ritonga yang juga Kepala Program Studi Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, Jakarta.

Untuk menghindari benturan kepentingan, maka artikel yang dihasilkan oleh para pengelola jurnal tersebut kemudian diterbitkan di jurnal berbeda. “Dengan begitu pengelola terhindar dari konflik kepentingan, sebab artikelnya terbit di jurnal yang tidak dia kelola,” ujar Prof. Ritonga.

Menurut Ketua Umum APJIKI, animo peserta untuk mengikuti konferensi cukup tinggi. Anggota APJIKI berjumlah 184 artikel, dan sebanyak 99 artikel terpilih untuk diterbitkan di jurnal-jurnal komunikasi yang terakreditasi Sinta.
Terpilih sebagai presenter terbaik pada konferensi yang disponsori PT Jasa Marga, Bank BRI dan BJS Kesehatan itu adalah Devi Wening Astari dari Universitas Amikom Yogyakarta; Aprilianti Pratiwi dari Universitas Pancasila; Safira Hasna dari Universitas Al- Azhar, dan Kho Gerson Ralph Manuel dari Universitas Bunda.

Sementara itu pada 24 November 2023 diadakan Coaching Clinic untuk menyiapkan jurnal ilmu komunikasi menuju Scopus di Universitas Pendidikan Nasional dengan pembicara Yoga Dwi Arianda, Koordinator Jurnal dan Publikasi Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Publikasi. dan. Dr. Uwes Fatoni dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.

Pos terkait