Oleh : Hazriani, S.Pi (Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan DLH Natuna,
Founder Komunitas Kehati Dan Lingkungan Kabupaten Natuna, Pengurus ICMI OTDA Natuna, Pengurus MTP. IPHI Kabupaten Natuna)
Kita semua bersuka cita menyambut datangnya Ramadhan. Penuh kegembiraan dan berbagai persiapanpun atau rencana yang baik terus dilakukan, diantaranya : Membersihkan diri secara fisik dan spiritual dengan melakukan puasa sunnah sebelum Ramadhan dimulai.
Kemudian memperbanyak sedekah dan amal kebaikan untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah, mengatur jadwal ibadah secara lebih teratur, seperti menjadwalkan waktu untuk membaca Al-Qur’an dan melakukan sholat sunnah.
Selain itu, juga memperbaiki hubungan dengan sesama, seperti meminta maaf kepada orang-orang yang pernah disakiti. Tentunya menyiapkan menu buka puasa yang sehat dan bergizi untuk menjaga kondisi tubuh selama berpuasa, menyusun rencana ibadah dan aktivitas positif untuk mengoptimalkan manfaat Ramadhan.
Semua persiapan yang kita rencanakan ini tak lain dan tak bukan dilakukan dengan tujuan untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dengan keceriaan dan kesiapan yang baik.
Tulisan Ramadhan Berkah: Sambut dengan Gaya Hidup Ramah Lingkungan dan Minim Sampah” ini saya buat agar semua ibadah yang akan kita jalani selama bulan Ramadhan hendaknya disejalankan dengan pentingnya kesadaran akan keberlanjutan lingkungan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Tradisi Ramadhan seringkali membuat kita lupa dan semena – mena terhadap lingkunganhidup. Dengan tindakan-tindakan / perlakuan kita yang tidak ramah lingkungan hingga terjadi peningkatan produksi sampah akibat konsumsi makanan dan minuman yang meningkat (terbuang), serta penggunaan kemasan sekali pakai dalam berbelanja takjil berbuka puasa.
Data timbulan sampah bulanan, ada kecenderungan sampah dingkut ke TPA meningkat selama bulan ramadhan di bandingkan sebelum dan sesudah ramadhan. Pada Tahun 2022 tercatat data timbulan sampah Ramadhan Ramadhan (3 April – 3 Mei) sebesar 1515 m3/bulan atau 499,95 ton perbulan.
Dibanding sebelum ramadhan bulan Maret tercatat 1466 m3/bulan atau 483,78 ton perbulan dan kecenderungan menurun setelah ramadhan 1322m3/bulan atau 436,26 ton/bulan.
Data timbulan sampah diatas berbeda di tahun 2023 yang kecenderungannya meningkat saat Ramadhan sampai setelah Ramadhan atau Idul Fitri. Ramadhan (23 Maret – 23 April), Maret 1090 m3/bulan atau 359,70 ton perbulan, April 1263 m3/bulan atau 416,79 ton perbulan, Mei 1324 m3/bulan atau 436,92 ton / bulan. Namun menurut data tersebut terjadi penurunan timbulan sampah dari tahun 2022 dan 2023 (sumber: DLH Natuna)
Penurunan Timbulan sampah dari tahun 2022 -2023 menunjukkan bahwa masyarakat mulai peduli atau kesadaran masyarakat meningkat untuk mengurangi sampah dan melakukan pengelolaan sampah dengan lebih baik.
Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, kita berharap semakin banyak individu mulai mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif, bergaya hidup minim sampah selama bulan Ramadhan yang akan datang.
Tulisan ini mengajak kita semua untuk semangat menjalani Ramadhan dengan penuh berkah dan kepedulian terhadap lingkungan melalui gaya hidup yang ramah lingkungan dan minim sampah.
Kesadaran dan tindakan nyata dalam menciptakan gaya hidup yang berdampak positif bagi lingkungan, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk turut serta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan selama bulan suci Ramadhan.
Apa itu Ramadhan Berkah?
Ramadhan Berkah adalah istilah yang merujuk pada bulan suci Ramadhan yang dipercaya membawa banyak keberkahan bagi umat Muslim. Bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan, serta meningkatkan ketaqwaan dan solidaritas di antara sesama.
Namun, seringkali terjadi peningkatan produksi sampah selama bulan Ramadhan, seperti penggunaan kemasan sekali pakai oleh penjual takjil atau oleh para pembeli.
Oleh karena itu, inisiatif Ramadhan minim sampah dilakukan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan selama bulan suci Ramadhan. Dalam inisiatif ini, masyarakat diajak untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dan minim sampah.
Caranya dengan melakukan tindakan nyata, seperti mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, memilah sampah, dan menggunakan wadah makanan dan tas belanja sendiri. Dengan demikian, Ramadhan Berkah dapat dicapai dengan gaya hidup yang ramah lingkungan dan minim sampah.
Apa itu Gaya Hidup Minim Sampah?
Gaya Hidup Minim Sampah adalah konsep yang bertujuan untuk meminimalisir produk-produk yang menyumbang sampah, dengan fokus utama pada mengurangi sampah dan penggunaan sumber daya secara bijak.
Gaya hidup ini mendorong individu untuk menggunakan kembali, mendaur ulang, dan membuat kompos dari sampah, serta mengurangi penggunaan barang sekali pakai.
Dengan demikian, gaya hidup minim sampah tidak hanya membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat seperti menghemat pengeluaran, menjaga alam, meningkatkan kesehatan tubuh dan pikiran, serta melatih diri untuk tidak gegabah dalam berbelanja.
Bagaimana Cara Menerapkan Gaya Hidup Minim Sampah Saat Ramadhan?
Berikut beberapa cara dalam menerapan gaya hidup minim sampah saat Ramadhan yang dapat kita dilakukan:
- Hindari ta’jil yang dijual dengan kemasan plastik.
- Beli takjil dengan wadah sendiri.
- Ganti camilan manis dengan buah-buahan.
- Gunakan botol minum dan wadah makanan sendiri saat berbuka puasa di luar rumah.
- Kurangi penggunaan kemasan sekali pakai.
- Pilih produk-produk yang ramah lingkungan dan mengurangi limbah plastik.
- Mendaur ulang sampah organik untuk dijadikan pupuk atau kompos.
- Pilah sampah sambil menunggu berbuka.
- Mengompos sisa makanan sahur dan berbuka.
- Menanam sendiri tanaman yang dapat dimakan.
Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan selama bulan Ramadhan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain membawa wadah makanan guna ulang dan tas belanja sendiri saat membeli takjil, mengkonsumsi makanan secukupnya, hingga memilah sampah dari rumah guna mendorong ekonomi sirkular, positif bagi lingkungan serta meningkatkan kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Apa Saja Manfaat Ramadhan Berkah bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup?
Kita sadari ataupun tidak, semua yang kita lakukan selalu ada manfaatnya, begitu pula dengan penerapan gaya hidup ramah lingkungan dan minim sampah selama Ramadhan.
Tidak hanya kesehatan manusia yang terjaga, tetapi juga lingkungan hidup mendapat manfaat dengan pengurangan sampah dan peningkatan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan.
Ada beberapa manfaat yang bisa kita lihat bila kita menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dan minim sampah selama Ramadhan, di antaranya:
- Mengurangi Pemborosan: Dengan mengurangi penggunaan plastik dan kemasan sekali pakai, kita dapat mengurangi pemborosan bahan-bahan dan juga uang untuk pembelian barang-barang tersebut.
- Menjaga Lingkungan: Dengan mengurangi sampah plastik dan limbah yang dihasilkan selama Ramadhan, kita dapat membantu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terjaga kelestariannya.
- Menyehatkan Diri: Dengan memilih makanan yang sehat dan berkelanjutan selama bulan Ramadhan, kita juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan menjaga keberlangsungan hidup kita di masa depan.
- Memberikan Contoh Baik: Dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan selama Ramadhan, kita juga dapat memberikan contoh baik kepada orang-orang di sekitar kita untuk peduli terhadap lingkungan dan membuat perubahan yang positif.
Meskipun menerapkan gaya hidup minim sampah dan ramah lingkungan selama bulan Ramadhan memiliki banyak manfaat, namun terdapat beberapa kendala, berikut beberapa kendala yang mungkin dihadapi saat menerapkan gaya hidup minim sampah dan ramah lingkungan selama bulan Ramadhan:
- Kesulitan mencari makanan atau bahan makanan yang ramah lingkungan dan minim sampah selama bulan puasa, terutama jika tidak ada banyak pilihan di sekitar tempat tinggal.
- Sulitnya menghindari penggunaan bahan plastik sekali pakai selama bulan puasa, contohnya dalam kemasan makanan atau minuman yang dibeli di luar.
- Tantangan dalam mengelola sampah organik dan non-organik dengan cara yang ramah lingkungan, terutama saat mempersiapkan hidangan untuk berbuka puasa.
- Keterbatasan waktu untuk mempelajari dan menerapkan gaya hidup minim sampah dan ramah lingkungan selama bulan puasa, karena fokus utama pada ibadah puasa dan aktivitas keagamaan lainnya.
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan Ramadhan Berkah : Gaya hidup Ramah Lingkungan dan Minim Sampah, maka ada beberapa alternatif yang bisa membantu dalam mengatasi kendala-kendala tersebut, Seperti:
- Menggunakan wadah makanan yang ramah lingkungan, seperti menggunakan kotak makanan dari bahan daur ulang atau stainless steel untuk menghindari penggunaan wadah plastik sekali pakai.
- Menggunakan kantong belanja kain atau tas belanja reusable saat berbelanja kebutuhan Ramadhan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
- Mengurangi pemborosan, misalnya dengan melakukan meal prep yang tepat agar tidak terbuang makanan berlebihan.
- Berbagi makanan berlebih dengan tetangga atau orang yang membutuhkan untuk mengurangi limbah makanan.
- Memilih untuk membeli produk-produk lokal dan organik agar mendukung praktik pertanian yang ramah lingkungan.
Dengan alternatif – alternatif diatas , diharapkan dapat membantu dalam menjalankan penerapan Ramadhan berkah: ramah lingkungan dan minim sampah, serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat selama bulan suci Ramadhan.
Melalui Tulisan Ramadhan Berkah: sambut dengan Gaya Hidup Ramah Lingkungan dan Minim Sampah, kita diajak untuk memberikan keteladanan dengan perubahan kecil terkait sampah. Mari adopsi gaya hidup ramah lingkungan di bulan suci ini, dengan mencari alternatif yang sesuai untuk mengurangi timbulan sampah dan menjaga kelestarian bumi kita.
Dengan langkah-langkah sederhana seperti membawa wadah makanan guna ulang dan memilah sampah, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat selama Ramadhan. Mari bersama-sama menjaga lingkungan demi kebaikan bersama.