SIAK (Outsiders) – Jumlah Hewan kurban yang disembelih dalam Perayaan Idul Adha 1445 Hijriah di Kabupaten Siak meningkat sebesar 9.68 persen dibanding tahun lalu.
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Siak, tercatat ada 3.482 ekor yang telah dipotong, diantaranya Sapi 2.478 ekor, Kerbau 90 ekor, Kambing dan Domba 914 ekor, tersebar di 14 kecamatan.
Dari keseluruhan data, Kecamatan Tualang menempati peringkat pertama untuk jumlah hewan kurban terbanyak se Kabupaten Siak yaitu 575 ekor, sapi menjadi yang terbanyak yaitu 502 ekor, sementara untuk pemotongan kambing dan Domba terbanyak ada di Kecamatan Siak yaitu 262 ekor, untuk pemotongan kerbau terbanyak ada di kecamatan Sungai Apit, yaitu 59 ekor.
Kepala Diskannak Siak, Kaharuddin mengatakan, dari 14 kecamatan hanya 4 yang mengalami penurunan, 10 kecamatan lainnya mengalami peningkatan.
Kecamatan yang paling tinggi peningkatan jumlah hewan kurbannya ada di Siak, sebesar 30,94 persen, dan yang mengalami penurunan drastis ada di Kecamatan Pusako sebesar 40,50 persen.
” Ya, 4 kecamatan yang turun jumlah hewan kurbannya itu Pusako, Sungai Mandau, Bungaraya dan Saba Auh”, terangnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (22/06/24).
Lanjut Kaharuddim, tidak ada lagi pemotongan hewan kurban hingga hari ini, dengan demikian data tersebut dinyatakan sudah final dan tidak ada penambahan data baru.
Berdasarkan hasil pemeriksaan setelah penyemembelihan atau posmortem oleh dokter hewan dilokasi, kata dia, ada 4 kecamatan yang hewan kurbannya terinfeksi cacing hati dan gelang, parasit itu ditemukam didalam hati ternak.
” Dari laporan petugas Medis kita, parasit itu ditemukan pada kerbau dan sapi di Kecamatan Mempura, Siak, Sungai Apit, dan Tualang”, imbuhnya
Dari temuan itu, Hati yang terinfeksi cacing sebagian besar dimusnahkan, yang tidak terlalu parah hanya dibuang bagian yang terdampak saja. Hal ini dilakukan karena tidak etis bila bagian yang rusak dikonsumsi oleh masyarakat.
“Kita tahu ini tujuannya untuk ibadah, tentu lebih baik masyarakat yang menerima mendapat yang terbaik dan sehat, ini soal etis tidaknya saja,” tutup Kepala Diskannak itu. (Inf)