Jagoi Babang (Outsiders) – Untuk memperkuat kerja sama antarnegara di wilayah perbatasan, Kementerian Dalam Negeri (KDN) Malaysia, yang diwakili oleh Tuan Haji Ahmad Fuad bin Apandi, mengadakan kunjungan resmi ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Kunjungan ini juga mencakup agenda meninjau tapak projek ICQS (Integrated Customs, Immigration, Quarantine, and Security) di Serikin, Malaysia.
Kegiatan ini berlangsung di Wisma Indonesia yang berada dalam kawasan PLBN Jagoi Babang. Kehadiran rombongan KDN Malaysia disambut langsung oleh Kepala PLBN Jagoi Babang, Misdo J. Purba, bersama jajaran staf dan petugas CIQS (Customs, Immigration, Quarantine, and Security) PLBN Jagoi Babang.
Dalam sambutannya, Tuan Haji Ahmad Fuad menyampaikan apresiasi atas penerimaan hangat dari pihak Indonesia. Ia menjelaskan tujuan utama kunjungan ini adalah untuk meninjau kemajuan desain dan fasilitas PLBN Jagoi Babang yang baru selesai dibangun.
“Kunjungan kami ini merupakan bagian dari studi banding dalam rangka pembangunan ICQS di Serikin yang direncanakan akan dimulai pada Juni 2025. Kami sangat ingin melihat bagaimana Indonesia mengelola PLBN Jagoi Babang yang sudah memiliki standar internasional,” ujar Ahmad Fuad, Rabu (26/11/2024).
Kepala PLBN Jagoi Babang, Misdo J. Purba, memaparkan proses dan alur lintas orang serta barang di PLBN tersebut. Ia menjelaskan bahwa meski PLBN Jagoi Babang sudah beroperasi dengan standar internasional menggunakan paspor, fasilitas ini masih melayani lintas batas tradisional atau Pas Lintas Batas (PLB) karena Pos Serikin di Malaysia masih berupa pos kawalan standar, belum ICQS.
“Kami menyampaikan bahwa PLBN Jagoi Babang bersama tujuh PLBN baru lainnya di Indonesia telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo secara virtual pada 2 Oktober 2024. Kami juga menjelaskan bahwa pengelolaan dan perawatan sarana dan prasarana PLBN merupakan tanggung jawab BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan),” terang Misdo.
Rombongan KDN Malaysia juga menanyakan bagaimana BNPP mengatur tugas dan kewenangan instansi terkait di PLBN. Menjawab pertanyaan tersebut, Misdo menjelaskan bahwa BNPP tidak langsung mengatur operasional CIQS, tetapi bertugas mengoordinasikan kebutuhan kawasan perbatasan.
“BNPP memastikan bahwa semua instansi yang bertugas di PLBN, seperti CIQS, mendapatkan dukungan penuh dalam pelaksanaan tugasnya. Selain itu, pegawai PLBN dan petugas CIQS juga tinggal di mes yang telah disediakan untuk mendukung kelancaran kerja mereka,” tambah Misdo.
Menurut Ahmad Fuad, pengalaman Indonesia dalam mengelola PLBN Jagoi Babang menjadi inspirasi penting bagi Malaysia. “Kami melihat bahwa fasilitas ini tidak hanya mengutamakan fungsi administratif, tetapi juga memperhatikan kenyamanan dan efektivitas operasional. Hal ini akan menjadi referensi utama kami dalam merancang ICQS Serikin,” ujarnya.
Setelah diskusi dan tinjauan lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan jamuan ramah tamah dan makan bersama di zona penunjang Wisma Indonesia. Suasana penuh keakraban tercipta antara kedua belah pihak, menunjukkan hubungan erat antarnegara yang berbagi batas wilayah.
“Kami sangat mengapresiasi keramahan dari BNPP dan petugas CIQS di PLBN Jagoi Babang. Kami juga mengucapkan terima kasih atas informasi yang telah diberikan, yang sangat membantu persiapan kami dalam membangun ICQS di Serikin,” kata Ahmad Fuad di akhir acara.
Selain itu, rombongan Malaysia juga memberikan pujian terhadap desain PLBN Jagoi Babang yang mereka nilai modern dan fungsional. Hal ini, menurut mereka, menjadi cerminan bagaimana Indonesia mengelola perbatasan secara efektif dan efisien.
Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk silaturahim, tetapi juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut antara Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam pengelolaan kawasan perbatasan. Kedua pihak berharap pembangunan ICQS di Serikin dapat berjalan lancar dengan mengambil pelajaran dari pengalaman PLBN Jagoi Babang.
“Kami berharap hubungan erat antara kedua negara dapat terus ditingkatkan, terutama dalam pengelolaan kawasan perbatasan. Perbatasan bukanlah sekadar garis pembatas, tetapi juga pintu untuk mempererat persahabatan antarbangsa,” kata Misdo.
Dengan berakhirnya kunjungan ini, baik Indonesia maupun Malaysia diharapkan dapat terus menjalin komunikasi dan kolaborasi untuk menciptakan perbatasan yang lebih aman, tertib, dan mendukung kesejahteraan masyarakat di kedua negara. (HH/**)